Terungkap Berikut 5 Jenis Ulos Batak Yang Bernilai Seni Tinggi & Mahal
Jujur saja, penulis awalnya agak bingung mengapa di setiap acara Adat Batak kalau sudah pas acara pemberian ulos selalu menggerutu dalam hati mengapa ulos di mahal. Padahal kelihatan biasa saja, tidak bling-bling atau berkilau gitu. Ya cantik memang, tapi kok bisa mahal yah?!
Setelah beberapa kali mengikuti acara adat Batak perlahan gerutu dalam hatipun mulai terungkap. Sebelumnya penulis ingin menyampaikan bahwa kriteria yang akan dipaparkan dalam tulisan ini berasal dari beberapa aspek kategori. Tentu, indikasi mahal yang disampaikan disini adalah relatif.
Berikut jabaran 5 jenis Ulos yang bernilai seni tinggi & mahal yang di rangkum tim Ulos Indonesia dari beberapa sumber:
1. Ulos Jugia.
Kalau Ulos Jugia bagi suku Batak Toba disebut juga “ulos naso ra pipot” atau “pinunsaan”. Bagi Suku Batak ulos mahal dan bernilai tinggi disebutlah ulos “homitan” yang disimpan di “hombung” atau “parmonang-monangan” (dulu lemari kayu yang buat khusus untuk tempat penyimpanan barang berharga). Uniknya, ulos inipun tidak diberikan kepada sembarangan orang hanya kepada orangtua yang sudah “saur matua” lah atau samalah itu dengan “naung gabe” (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya laki-laki dan perempuan).
Tingginya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos merupakan benda langka hingga banyak orang yang tidak mengenalnya. Ulos sering menjadi barang warisan orang tua kepada anaknya dan nialainya sama dengan “sitoppi” (emas yang dipakai oleh istri raja pada waktu pesta) yang ukurannya sama dengan ukuran padi yang disepakati dan tentu jumlah besar.
2. Ulos Sadum.
Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).
Sebelumnya Ulos Sadum sudah pernah dibahas disini. Coba baca lengkapnya di judul berikut ini: Ini Dia Ulos Sadum Serta Maknanya
3. Ulos Ragi Hidup.
Ulos Ragi Hidup hampir mirip dengan Ulos Jugia. Jika dibuat kelas-kelasnya, Ulos Ragi Hidup paslah dia satu kelas di bawah Ulos Jugia, jadi masih dekat fungsi dan pemahamannya.
Ulos ini dapat digunakan pada saat acara adat Batak suka maupun duka. Pada jaman dahulu Ulos Ragi Hidup berfungsi sebagai “mangupa tondi” atau yang disebut mengukuhkan semangat seorang anak yang baru lahir. Serta Ulos ini juga dipakai sebagai pertanda SUHUT SI HABOLONAN (tuan rumah).
Pembuatan Ulos Ragi Hidup pada masyarakat raja-raja Batak sangat unik dan harus di kerjakan 5 orang dengan bagian masing-masing. Dalam kesempatan lain Kami akan bahas bagaimana dulunya pembuatan Ulos Ragi Hidup, ditunggu yah.
4.Ulos Runjat.
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).
5. Ragi Hotang.
Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai ulos “Marjabu”. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan (hotang).
Cara pemberiannya kepada kedua pengantin ialah disampirkan dari sebelah kanan pengantin, ujungnya dipegang dengan tangan kanan Iaki-laki, dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan ditengah dada seperti terikat. Pada jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ragi (corak) tersebut.
Kami juga melampirkan tautan tentang Ulos Ragi Hotang dan Ulos Ragi Huting berikut ini: Perbedaan Ulos Ragi Hotang Dan Ulos Ragi Huting